Jumat, 25 November 2011

Geologi Sumber Daya dan Eksploitasi dan Eksplorasi



Intisari dari situs http://psdg.bgl.esdm.go.id 


SURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI DANAU RANAU
LAMPUNG – SUMATERA SELATAN

Daerah panas bumi Danau Ranau berada pada perbatasan Prov. Lampung dan Sumatera Selatan, secara administrasi masuk kedalam Kab. Lampung, dan Kab. OKU Selatan, Sumatera Selatan.
Daerah panas bumi Danau Ranau berada di tenggara Danau Ranau dan merupakan bagian dari sistem gunung api Seminung. Secara umum, batuan ini merupakan batuan vulkanik produk dari Gunung Seminung. Litologi batuan daerah ini dapat dibagi kedalam 12 satuan batuan, dari tua ke muda yaitu Satuan Aliran Lava Vulkanik Tua (TLT), Satuan Aliran Lava Vulkanik Tua (TLT), Satuan Aliran piroklastik Ranau (QAlR), Satuan Aliran Lava Kukusan (QLK), Satuan Breksi Vulkanik Kukusan (QBvK), Satuan Breksi Laharik Kukusan (QAlK), Satuan Aliran Lava Seminung 1 (QLS-1), Satuan Breksi Laharik Seminung (QAlS), Satuan Jatuhan Piroklastik Seminung (QJS), Satuan Aliran Lava Seminung 2 (QLS-2), Satuan Aliran Lava Seminung 3 (QLS-3), Satuan Endapan Longsoran Seminung (QL), dan Endapan Alluvial (QAl). Pola struktur geologi yang berkembang juga mengikuti pola struktur besar Sumatera yang berarah barat laut tenggara.
Manifestasi panas bumi permukaan di daerah ini berupa mata air panas yang muncul di sebelah tenggara Danau Ranau atau di sebelah utara, barat laut, dan barat Gunung Seminung. Secara umum mata air panas di daerah ini memiliki temperatur antara 37.3°C – 63.7°C dengan pH netral antara 6.4 – 7.42 dan debit sekitar antara 0.04 – 0.5 l/det.
Survei MT di daerah panas bumi Danau Ranau telah dilakukan pada bulan Agustus – Sepetember 2009. Pengukuran dilakukan pada 35 titik ukur yang tersebar di 6 lintasan dengan jarak antar titik ukur sekitar 1000 m. Sebaran titik ukur didesain sedemikian rupa sehingga mencakup seluruh daerah prospek. Pengambilan data MT dilakukan dari sore hingga pagi hari dengan selang waktu rata-rata 13 jam.
Hasil survei MT menunjukkan bahwa prospek panas bumi Danau Ranau berada di sebelah utara dan barat laut Gunung Seminung yang ditunjukkan oleh sebaran tahanan jenis semu rendah dengan luas sekitar 24 km2. Berdasarkan model tahanan jenis 2D, batuan penudung dari sistem panas bumi di daerah ini berada pada kedalaman antara 200 – 800 meter dengan ketebalan antara 500 – 1500 meter. Reservoir panas bumi diperkirakan berada di bawah lapisan penudung yang secara umum berada pada kedalaman diatas 1000 meter.


Eksplorasi Umum Batumulia Di Daerah Pulau Kasiruta Kabupaten Halmahera Selatan
Provinsi Maluku Utara
Secara administratif, lokasi eksplorasi umum Batumulia terletak di daerah Pulau Kasiruta, Kab. Halmahera Selatan, Provi. Maluku Utara. Secara geografis, daerah ini dibatasi oleh koordinat  127º 05’ 28” - 127º 12’ 56” BT dan 0º 17’ 41” - 0º 28’ 57” LS.
Eksplorasi umum ini dilaksanakan berdasarkan hasil penyelidikan terdahulu, pada tahun 1993 oleh Direktorat Sumberdaya Mineral (Pusat Sumber Daya Geologi) yang merekomendasikan untuk dilakukannya  eksplorasi umum batumulia guna mendapatkan gambaran secara lebih akurat dan lengkap sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengembangan dari potensi batumulia.
Daerah ini memiliki morfologi berupa  perbukitan dan pedataran. Dimana satuan batuan yang terdapat di daerah penyelidikan adalah Satuan Lava Andesit, satuan ini hampir menutupi sebagian besar daerah penyelidikan; Satuan Batu gamping, menempati bagian utara timur daerah penyelidikan: Satuan Breksi Volkanik, menempati sedikit wilayah daerah penyelidikan di sudut selatan; Endapan Aluvium, menempati daerah pedataran bagian selatan daerah penyelidikan.
Di  daerah penyelidikan ditemui beberapa jenis batumulia, yaitu  krisokola (berwarna hijau kebiruan, bersifat amorf dengan kekerasan berkisar antara 3 – 4 pada skala Mohs. Kilap tanah sampai kaca, dan bersifat translusen sampai opak, berupa urat - urat pengisi rekahan yang terdapat pada batuan lava andesit dengan ketebalan berkisar antara 0,5 – 20 cm dan panjang tidak menentu, umumnya sekitar 1 – 50 cm) dan jasper (termasuk golongan kuarsa mikrokristalin granular yang mempunyai campuran bermacam-macam warna dan biasanya pekat. Kekerasannya antara 6,5 - 7 pada skala Mohs dan berat jenis 2,7. Biasanya berupa bongkah-bongkah di sungai/pantai, terdapat bersama-sama dengan bongkah-bongkah krisokola). Yang keduanya dapat digunakan sebagai bahan baku batu permata dan perhiasan.

Kriskola tersebar di tujuh lokasi meliputi wilayah empat desa, yaitu sungai Kawasi (Di daerah ini (lokasi KS-01, KS-12, KS-38, dan KS-39) dijumpai beberapa urat-urat krisokola berukuran tebal sekitar 1 hingga 10 cm dengan panjang sekitar 10 cm dengan arah umum N 295o E), Desa Palamea (Di daerah ini krisokola dijumpai di lokasi KS-15 dan KS-41 berupa urat-urat berwarna hijau kebiruan berukuran tebal sekitar 1-10 cm dan panjang mencapai 15 cm dengan arah umum N 300oE), Desa Imbuimbu (Keterdapatan urat krisokola di daerah ini dijumpai pada lokasi KS-33. Urat berukuran tebal 0,5 – 5 cm dengan panjang sekitar 25 cm), Desa Doko (Di daerah sekitar aliran Sungai Juli, terutama di lokasi dan KS-03, KS-04,  KS-19, KS-36 dan KS-37 dijumpai urat-urat mineral krisokola pada batuan breksi gunungapi) dan Desa Bisori (Di daerah ini urat-urat krisokola dijumpai di lokasi KS-07, KS-27, KS-29, dan KS-30. Urat-urat krisokola berwarna hijau kebiruan dijumpai berukuran tebal antara 1 hingga 10 cm dengan panjang mencapai 15 cm). Sedangkan batumulia jasper tersebar di dua desa yakni Desa Doko (dijumpai berupa bongkah-bongkah berukuran antara 5 – 20 cm, berwarna coklat muda hingga abu-abu kekuningan, keras.) dan Desa Imbuimbu (dijumpai sebagai bongkah-bongkah berukuran mencapai antara 5 cm hingga 70 cm). 

 Situs http://atlasnasional.bakosurtanal.go.id merupakan situs yang menyajikan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan wilayah, kondisi fisik, alam, sejarah negara Indonesia yang disajikan/dikemas dengan lebih menarik. Salah satunya interaktif peta yang didalamnya memuat informasi mengenai peta rawan gempa, rawan banjir, tsunami, peta sesar aktif, peta kerentanan tanah dsb yang disajikan secara lebih detail sehingga mudah dipahami. Adapun pembahasan singkat mengenai kondisi fisik dan lingkungan Indonesia sbb:
Kondisi fisik dan lingkungan
·         Geologi
Wilayah Indonesia merupakan daerah pertemuan atau benturan tiga lempeng tektonik yaitu Eurasia , Hindia-Australia dan Pasifik. Benturan tersebut sudah terjadi sejak jutaan tahun yang lalu, yang mengakibatkan adanya pergerakan pulau dan struktur batuan yang beragam. Berbagai jenis dan umur batuan batuan yang bervariasi membuat wilayah Indonesia kaya dengan sumberdaya mineral baik logam, non logam dan energi.
·         Geomorfologi umum
Studi geomorfologi mencakup studi historis yang mendeduksikan ciri-ciri bentangalam (landscape) yang dikaitkan dengan bukti-bukti peristiwa/historis, seperti (tektonik, perubahan muka laut dan iklim). Sedangkan studi fungsional menyangkut mengenai proses dan perilaku material bumi yang oleh ahli geomorfologi diamati perkembangan bentuklahannya, Secara umum, bentangalam Indonesia terbagai atas 7 unit bentukan asal (origin) yaitu: denudasi, struktur, gunungapi, laut, sungai, pelarutan, angin
·         Gunungapi
Gunungapi merupakan tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. Gunungapi diklasifikasikan berdasarkan dua sumber erupsi yaitu erupsi pusat dan erupsi samping.       Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, kuat atau lemahnya letusan dan tinggi tiang asap, gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi: Hawaii, strombolian, plinian, subplinian, ultra plinian, vulkanik, Surtseyan dan Tipe Freatoplinian. Sedangkan berdasarkan bentuknya dibagi menjadi Bentuk kerucut, kubah, kerucut sinder, maar, plateau.
·                                  Konservasi Lahan
Mengacu pada UUNo. 41 Tahun 1999 Pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokok atas : hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi Sedang dalam ketentuan UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alama Hayati dan Ekosistemnya. Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
·         Rawan Bencana
Disatu sisi Indonesia memiliki  potensi sumberdaya alam yang cukup berlimpah, tapi disis lain Indonesia juga merupakan wilayah rawan bencana. Seperti gempabumi, banjir, longsor, bahaya gunung api, tsunami dan lain sebagainya merupakan beberapa bencana yang terjadi di Indonesia. Yang  tidak dapat dilepaskan sepenuhnya dari aktivitas manusia terhadap bumi (land)
·