Intisari dari situs http://psdg.bgl.esdm.go.id
SURVEI
MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI DANAU RANAU
LAMPUNG – SUMATERA SELATAN
LAMPUNG – SUMATERA SELATAN
Daerah panas bumi Danau Ranau berada pada perbatasan
Prov. Lampung dan Sumatera Selatan, secara administrasi masuk kedalam Kab.
Lampung, dan Kab. OKU Selatan, Sumatera Selatan.
Daerah panas bumi Danau Ranau berada di tenggara
Danau Ranau dan merupakan bagian dari sistem gunung api Seminung. Secara umum,
batuan ini merupakan batuan vulkanik produk dari Gunung Seminung. Litologi
batuan daerah ini dapat dibagi kedalam 12 satuan batuan, dari tua ke muda yaitu
Satuan Aliran Lava Vulkanik Tua (TLT), Satuan Aliran Lava Vulkanik Tua (TLT),
Satuan Aliran piroklastik Ranau (QAlR), Satuan Aliran Lava Kukusan (QLK),
Satuan Breksi Vulkanik Kukusan (QBvK), Satuan Breksi Laharik Kukusan (QAlK),
Satuan Aliran Lava Seminung 1 (QLS-1), Satuan Breksi Laharik Seminung (QAlS),
Satuan Jatuhan Piroklastik Seminung (QJS), Satuan Aliran Lava Seminung 2
(QLS-2), Satuan Aliran Lava Seminung 3 (QLS-3), Satuan Endapan Longsoran
Seminung (QL), dan Endapan Alluvial (QAl). Pola struktur geologi yang
berkembang juga mengikuti pola struktur besar Sumatera yang berarah barat laut
tenggara.
Manifestasi panas bumi permukaan di daerah ini
berupa mata air panas yang muncul di sebelah tenggara Danau Ranau atau di
sebelah utara, barat laut, dan barat Gunung Seminung. Secara umum mata air
panas di daerah ini memiliki temperatur antara 37.3°C – 63.7°C dengan pH netral
antara 6.4 – 7.42 dan debit sekitar antara 0.04 – 0.5 l/det.
Survei MT di daerah panas bumi Danau Ranau telah
dilakukan pada bulan Agustus – Sepetember 2009. Pengukuran dilakukan pada 35
titik ukur yang tersebar di 6 lintasan dengan jarak antar titik ukur sekitar
1000 m. Sebaran titik ukur didesain sedemikian rupa sehingga mencakup seluruh
daerah prospek. Pengambilan data MT dilakukan dari sore hingga pagi hari dengan
selang waktu rata-rata 13 jam.
Hasil survei MT menunjukkan bahwa prospek panas bumi
Danau Ranau berada di sebelah utara dan barat laut Gunung Seminung yang
ditunjukkan oleh sebaran tahanan jenis semu rendah dengan luas sekitar 24 km2.
Berdasarkan model tahanan jenis 2D, batuan penudung dari sistem panas bumi di
daerah ini berada pada kedalaman antara 200 – 800 meter dengan ketebalan antara
500 – 1500 meter. Reservoir panas bumi diperkirakan berada di bawah lapisan
penudung yang secara umum berada pada kedalaman diatas 1000 meter.
Eksplorasi
Umum Batumulia Di Daerah Pulau Kasiruta Kabupaten Halmahera Selatan
Provinsi
Maluku Utara
Secara administratif, lokasi eksplorasi umum Batumulia
terletak di daerah Pulau Kasiruta, Kab. Halmahera Selatan, Provi. Maluku Utara.
Secara geografis, daerah ini dibatasi oleh koordinat 127º 05’ 28” - 127º
12’ 56” BT dan 0º 17’ 41” - 0º 28’ 57” LS.
Eksplorasi umum ini dilaksanakan berdasarkan hasil
penyelidikan terdahulu, pada tahun 1993 oleh Direktorat Sumberdaya Mineral (Pusat
Sumber Daya Geologi) yang merekomendasikan untuk dilakukannya eksplorasi
umum batumulia guna mendapatkan gambaran secara lebih akurat dan lengkap
sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengembangan dari potensi batumulia.
Daerah ini memiliki morfologi berupa perbukitan dan pedataran. Dimana satuan batuan
yang terdapat di daerah penyelidikan adalah Satuan Lava Andesit, satuan ini
hampir menutupi sebagian besar daerah penyelidikan; Satuan Batu gamping,
menempati bagian utara timur daerah penyelidikan: Satuan Breksi Volkanik,
menempati sedikit wilayah daerah penyelidikan di sudut selatan; Endapan
Aluvium, menempati daerah pedataran bagian selatan daerah penyelidikan.
Di daerah
penyelidikan ditemui beberapa jenis batumulia, yaitu krisokola (berwarna
hijau kebiruan, bersifat amorf dengan kekerasan berkisar antara 3 – 4 pada
skala Mohs. Kilap tanah sampai kaca, dan bersifat translusen sampai opak, berupa
urat - urat pengisi rekahan yang terdapat pada batuan lava andesit dengan
ketebalan berkisar antara 0,5 – 20 cm dan panjang tidak menentu, umumnya
sekitar 1 – 50 cm) dan jasper (termasuk golongan kuarsa mikrokristalin granular
yang mempunyai campuran bermacam-macam warna dan biasanya pekat. Kekerasannya
antara 6,5 - 7 pada skala Mohs dan berat jenis 2,7. Biasanya berupa bongkah-bongkah
di sungai/pantai, terdapat bersama-sama dengan bongkah-bongkah krisokola). Yang
keduanya dapat digunakan sebagai bahan baku batu permata dan perhiasan.
Kriskola tersebar di tujuh lokasi meliputi wilayah empat
desa, yaitu sungai Kawasi (Di daerah ini (lokasi KS-01, KS-12, KS-38, dan
KS-39) dijumpai beberapa urat-urat krisokola berukuran tebal sekitar 1 hingga
10 cm dengan panjang sekitar 10 cm dengan arah umum N 295o E), Desa Palamea (Di
daerah ini krisokola dijumpai di lokasi KS-15 dan KS-41 berupa urat-urat
berwarna hijau kebiruan berukuran tebal sekitar 1-10 cm dan panjang mencapai 15
cm dengan arah umum N 300oE), Desa Imbuimbu (Keterdapatan urat krisokola di
daerah ini dijumpai pada lokasi KS-33. Urat berukuran tebal 0,5 – 5 cm dengan
panjang sekitar 25 cm), Desa Doko (Di daerah sekitar aliran Sungai Juli,
terutama di lokasi dan KS-03, KS-04, KS-19, KS-36 dan KS-37 dijumpai
urat-urat mineral krisokola pada batuan breksi gunungapi) dan Desa Bisori (Di
daerah ini urat-urat krisokola dijumpai di lokasi KS-07, KS-27, KS-29, dan
KS-30. Urat-urat krisokola berwarna hijau kebiruan dijumpai berukuran tebal
antara 1 hingga 10 cm dengan panjang mencapai 15 cm). Sedangkan batumulia
jasper tersebar di dua desa yakni Desa Doko (dijumpai berupa bongkah-bongkah
berukuran antara 5 – 20 cm, berwarna coklat muda hingga abu-abu kekuningan,
keras.) dan Desa Imbuimbu (dijumpai sebagai bongkah-bongkah berukuran mencapai
antara 5 cm hingga 70 cm).
Situs http://atlasnasional.bakosurtanal.go.id
merupakan situs yang menyajikan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan wilayah, kondisi fisik, alam, sejarah negara Indonesia yang
disajikan/dikemas dengan lebih menarik. Salah satunya interaktif peta yang didalamnya memuat informasi mengenai peta rawan gempa, rawan banjir, tsunami, peta sesar aktif, peta kerentanan tanah dsb yang disajikan secara lebih detail sehingga mudah dipahami. Adapun pembahasan singkat mengenai kondisi fisik dan lingkungan Indonesia sbb:
Kondisi fisik dan lingkungan
·
Geologi
Wilayah
Indonesia merupakan daerah pertemuan atau benturan tiga lempeng tektonik yaitu
Eurasia , Hindia-Australia dan Pasifik. Benturan tersebut sudah terjadi sejak
jutaan tahun yang lalu, yang mengakibatkan adanya pergerakan pulau dan struktur
batuan yang beragam. Berbagai jenis dan umur batuan batuan yang bervariasi
membuat wilayah Indonesia kaya dengan sumberdaya mineral baik logam, non logam
dan energi.
·
Geomorfologi
umum
Studi
geomorfologi mencakup studi historis yang mendeduksikan ciri-ciri bentangalam
(landscape) yang dikaitkan dengan bukti-bukti peristiwa/historis, seperti
(tektonik, perubahan muka laut dan iklim). Sedangkan studi fungsional
menyangkut mengenai proses dan perilaku material bumi yang oleh ahli
geomorfologi diamati perkembangan bentuklahannya, Secara umum, bentangalam
Indonesia terbagai atas 7 unit bentukan asal (origin) yaitu: denudasi,
struktur, gunungapi, laut, sungai, pelarutan, angin
·
Gunungapi
Gunungapi
merupakan tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke
permukaan bumi. Material yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk
kerucut terpancung. Gunungapi diklasifikasikan berdasarkan dua sumber
erupsi yaitu erupsi pusat dan erupsi samping. Berdasarkan
tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, kuat atau lemahnya letusan
dan tinggi tiang asap, gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi: Hawaii,
strombolian, plinian, subplinian, ultra plinian, vulkanik, Surtseyan dan Tipe
Freatoplinian. Sedangkan berdasarkan bentuknya dibagi menjadi Bentuk kerucut,
kubah, kerucut sinder, maar, plateau.
·
Konservasi Lahan
Mengacu pada UUNo. 41 Tahun 1999 Pemerintah
menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokok atas : hutan konservasi, hutan
lindung, dan hutan produksi Sedang dalam ketentuan UU No. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumberdaya Alama Hayati dan Ekosistemnya. Kawasan Suaka Alam adalah
kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan
satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga
kehidupan.
·
Rawan
Bencana
Disatu sisi Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup berlimpah, tapi
disis lain Indonesia juga merupakan wilayah rawan bencana. Seperti gempabumi,
banjir, longsor, bahaya gunung api, tsunami dan lain sebagainya merupakan
beberapa bencana yang terjadi di Indonesia. Yang tidak dapat dilepaskan sepenuhnya dari
aktivitas manusia terhadap bumi (land)
·